Selasa, 04 Januari 2011

Ulat Mulong, The Ethic Malaysia Food

             Seperti biasa sebelum beranjak tidur saya melakukan kebiasaan BlogWalking ke para sahabat blogger, saya menemui artikel yang unik ketika sedang melakukan kunjungan di blog c@ll me m@gd@lene, dia adalah orang berwarganegaraan malaysia lebih tepatnya berasal dari kawasan Bintulu, Sarawak, Malaysia, dalam artikelnya dia menceritakan mengenai sebuah makanan tradisional di daerahnya tersebut yang berasal dari sejenis ulat, yaitu ulat Mulong,  Isinya artikel dalam blog tersebut kurang lebih sebagai berikut:

"if you're Sarawakian or if you ever visit Sarawak, you'll surely get Have you ever heard of ulat mulong? to see this kind of cute fatty worm selling at the wet market in any places. It is known as sago worm or grub, a famous delicacy in Sarawak. It is believed to contain 3-7% of protein, 10-30% fat and the rest is water. Just like the worm in fruits, it is safe to be eaten, either raw or cooked."

Menurut penilaian subyektif saya, makanan tersebut sangat aneh dan unik bagi  para pecinta kuliner, karena saya belum pernah menemuinya di negara saya, walaupun ada, mungkin saya tidak akan memakannya.Oleh karena itu saya tertarik untuk membahasnya lebih lanjut,   di Malaysia dengan mayoritas penduduk beragama islam, Ulat Mulong bagi kaum Muslimin di negara tersebut hukumnya adalah haram, jadi konsumsi ulat Mulong hanya di minati oleh kaum Iban dan sebagian masyarakat non Muslim lainnya.




Ulat Mukong atau ada juga yang memanggil Si’at atau Ulat sago/Ulat Sagu berasal dari sisa pohon sagu. Seperti ditulis oleh sarawakupdate.com, "Peminat makanan eksotik ini, bukan saja daripada penduduk tempatan yang mendiami kawasan yang luas dengan tumbuhan pokok rumbia (mulong) seperti di Bahagian Mukah dan Betong malah ia turut digemari segenap lapisan bangsa di Sarawak dan dari Negara Brunei Darussalam" [1]. hal itu disebabkan karena sagu makanan pokok ke dua setelah nasi bagi sebagian masyarakat Maka tak susah untuk mengembangkan ulat Mulong untuk hidup beranak pinak karena banyak sekali pohon sagu di kawasan tersebut.
Ulat ini sejenis cacing yang berasal dari pohon sagu. Pohon sagu dewasa setelah ditebang sengaja dibiarkan membusuk. Selama proses pembusukan pohon-pohon diserbu organisme dari jenis kumbang dari golongan keluarga Rhinchophorus dengan berat 3-8 gram, berkandungan protein 3-7%, lemak 10-30% dan sisanya adalah air. Tingkat identifikasi jenisnya adalah R. Schack, yang juga dikenal dengan nama ulat sagu. [2]
Bagi anda yang ingin mendapatkan ulat mulong tidak susah tinggal datang saja ke pasar pasar tradisional yang ada di kawasan Sarawak atau pun di sekitar jalan raya-nya banyak orang yang menjajakannnya di pondok pondok tepi jalan. Cara menyajikan Ulat mukong  bermacam-macam yang akan di buat hidangan adalah dengan cara di sate , di tumis atau pun dimakan mentah mentah bagi sebagian orang yang tidak geli dan biasa dengan ulat mulong boleh dimakan begitu saja. Anda tertarik mencobanya?


[1] http://sarawakupdate.com/home/berita/ulat-mulong-sumber-pendapatan/
[2] http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2010/11/28/makan-ulat-mulong/
 




Photobucket

2 Reaksi:

Jangan lupa tinggalkan Komentar anda. Kritik dan Saran Pedas anda sangat membantu dalam pengembangan blog ini, tetapi Komentar kasar, rasis, dan penghinaan tidak akan diloloskan,jika berkenan follow blog saya juga ya..